Cianjur – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meninjau kesiapan rumah sakit di Cianjur pada Rabu (23/11). Peninjauan tersebut untuk memastikan korban luka berat maupun korban luka ringan tertangani dengan baik.
”Saya datang untuk memastikan kesiapan seluruh rumah sakit di Cianjur. Tujuannya satu untuk orang yang dirawat jangan sampai ada yang meninggal itu saja,” ujar Menkes Budi di Cianjur, Rabu (23/11).
Menkes Budi meminta kepada tenaga kesehatan untuk fokus kepada orang yang sakit luka berat jangan sampai meninggal dan orang yang sakit luka ringan cepat sembuh. Tim Kementerian Kesehatan sudah mengidentifikasi jumlah pasien luka berat sebanyak 474 orang dan pasien luka ringan sekitar 1.800 orang.
”Pasien luka berat yang berjumlah 474 itu, 140 orang di antaranya sudah dirujuk ke rumah sakit di wilayah sekitar seperti Bogor, Sukabumi, dan Bandung,” kata Menkes. Sisanya, lanjut Menkes, pasien dengan luka ringan mau diidentifikasi di mana saja mereka berada, kondisinya seperti apa, bisa dirawat atau tidak, kecukupan fasilitasnya, sampai keberadaan dokter yang bertugas.
”Dokter sekarang sudah berdatangan, yang dibutuhkan adalah dokter spesialis ortopedi dan bedah. Itu timnya sudah datang ada dari RS Hasan Sadikin, Bandung, RS Cipto Mangunkusumo, ada juga dokter dari TNI,” tutur Menkes.
Kendala yang ada adalah ruang operasi. Menkes Budi telah memeriksa ketersediaan ruang operasi di setiap rumah sakit di Cianjur, di antaranya di RS Bhayangkara ada 1 kamar operasi, di RSUD Sayang ada 8 ruang operasi, ruang tersebut bisa dipakai semua cuman perlu sedikit perbaikan. Kemudian di RS Dr. Hafiz terdapat 2 ruang operasi. Dan di RSUD Cimacan ada 4 ruang operasi yang bisa digunakan.
”Jadi sebenarnya sudah cukup ada 15 ruang operasi kalau masing-masing ruang operasi menargetkan 10 kali tindakan. Artinya dalam sehari bisa ada 150 orang yang dioperasi. Dengan demikian 334 pasien bisa selesai dalam 3 hari sampai 4 hari,” tutur Menkes Budi.
Terkait obat-obatan, pasokan masih mencukupi karena jalur logistiknya terbuka. ”Obat-obatan tidak ada masalah. Saya tadi hanya melihat listrik mungkin perlu diperbaiki supaya alat-alat seperti CT Scan bisa digunakan. Itu penting sekali untuk bisa menangani masyarakat yang luka berat akibat gempa,” kata Menkes. (Kemenkes)

Jakarta-Indonesia mendukung konsep value in healthcare untuk kesehatan di tanah air. Konsep ini didiskusikan dalam pertemuan virtual roundtable discussion dengan tema   yang sama, ”Value in Healthcare” pada Selasa malam (19/1).

Pertemuan yang digelar  kerja sama Kementerian Kesehatan Saudi Arabia dengan World Economic Forum (WEF) ini, membahas  transformasi sistem kesehatan dengan fokus pada upaya pembangunan sistem kesehatan paska COVID-19 yang tangguh dan berkelanjutan serta bagaimana value-based healthcare dapat mempercepat perubahan tersebut.

Value-based healthcare merupakan pendekatan pelayanan kesehatan yang berfokus pada dampak kesehatan yang dicapai oleh individu atau pasien. Pendekatan ini mengedepankan upaya pencegahan dan pemanfaatan digitalisasi sehingga beban biaya kesehatan dapat dikurangi.

Menkes Budi menekankan pentingnya membangun sistem kesehatan yang menjamin keberlanjutan dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan kesehatan.  Karenanya, ujar Menkes, diperlukan pendekatan inovatif dan kolaboratif untuk terus memperkuat kapasitas pelayanan kesehatan saat ini dan di masa mendatang.

Menurut  Menkes sistem kesehatan di Indonesia masih berfokus pada pengobatan dibanding pencegahan. Padahal, dengan mengedepankan tindakan promotif preventif dapat mencegah timbulnya penyakit kronis serta dapat mengurangi beban pembiayaan kesehatan.

”Dalam sistem kesehatan kita, justru lebih fokus menyembuhkan orang sakit daripada membentuk orang sehat, padahal kita harus perkuat preventifnya,” katanya.

Selain menyoroti seputar efisiensi penyelenggaraan pelayanan kesehatan, Menkes akan membangun kesehatan di Indonesia dengan memanfaatkan perkembangan teknologi serta menjalin kemitraan dengan sektor publik maupun privat.

”Saya sangat percaya bahwa pemanfaatan big dataArtificial Intelligence (AI) maupun Internet of Things (IoT) akan sangat mengubah sistem kesehatan di Indonesia,” ujar Menkes. []

POST TAGS: