Skincare telah menjelma sebagai kebutuhan, media untuk mengubah penampilan menjadi cantik seperti yang diiklankan. Bisnis skincare meraup miliaran rupiah dari para wanita yang percaya kecantikan adalah kulit yang putih -tidak hitam, dan wajah semulus kulit bayi.
Maka, di balik itu, muncul orang-orang yang tak bertanggung jawab mengincar ceruk kebutukan skincare itu -tidak hanya klinik, terutama kosmetik yang dengan cara apa pun diiklankan agar membuat orang terpana, tergiur dan membeli. Mereka menggunakan apa saja, termasuk artis dan jaringan toko online untuk menggelontorkan kosmetik atau skincare dengan sasaran terutama para gadis, di kota, desa, di plosok mana pun.
Operasi untuk menutup peredaran alat dan apa pun kaitannya dengan skincare yang membahayakan masyarakat harus dilakukan terus menerus.
Bahaya tentu saja mengintai pada produk yang tidak melalui uji klinis dan kelayakan. Berbagai dampak bisa muncul. Dari sekadar gatal, kulit melepuh hingga kanker kulit. Jika ini terjadi, maka hanya sesal yang muncul, tak ada jalan menuntut siapa pun.
Pemerintah harus mencegah ini semua. Operasi untuk menutup peredaran alat dan apa pun kaitannya dengan skincare yang membahayakan masyarakat harus dilakukan terus menerus. Tanpa keterlibatan pemerintah, maka masyarakat akan jadi korban. [fokussehatnewscom]