Protokol Kesehatan Mulai Terabaikan

MEMASUKI era tatanan baru (new normal) yang seharusnya makin membuat masyarakat Sumsel meningkatkan disiplin kepatuhan terhadap

MEMASUKI era tatanan baru (new normal) yang seharusnya makin membuat masyarakat Sumsel meningkatkan disiplin kepatuhan terhadap protokol kesehatan (Prokes) justru makin menurun dan bahkan mulai lengah. Akibat kondisi ini, membuat kasus positif covid-19 di Sumsel makin hari makin meningkat.

Dimana dari catatan Gugus Tugas Covid-19 Sumsel, kasus positif di Sumsel terus bertambah. Terbukti per 19 Juli 2020, total kasus konfirmasi positif Covid-19 di Sumsel sebanyak 3.012 orang. Sementara kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan di era tatanan hidup baru atau new normal semakin hari semakin menurun.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sumsel, Yusri menegaskan, cara menghentikan penyebaran covid-19 tak lain adalah dengan menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan.

“Maka dari itu, kita tidak pernah berhenti mengimbau, mengajak masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya. Kita jangan menganggap enteng protokol kesehatan, jika kita disiplin dengan protokol kesehatan maka penyebaran ini akan berakhir,” tandasnya.

Dari hasil evaluasi Gugus Tugas Sumsel kata Yusri, penambahan kasus covid-19 karena masyarakat masih banyak yang tidak menerapkan protokol kesehatan. Disinggung aturan penilangan terhadap masyarakat yang tidak menaati protokol kesehatan terkhusus tidak memakai masker, sesuai dengan Instruksi dari Presiden RI terkait akan diadakan penilangan bagi yang tidak bermasker di muka umum TMT 27 Juli sampai dengan 9 Agustus 2020 (14 hari) sebesar Rp 200 ribu sampai dengan Rp 250 ribu, pihaknya sangat setuju.

“Pada prinsipnya, jika akan diadakannya penilangan tersebut, kita selaku tim Gugus Tugas Provinsi setuju. Karena seperti yang kita tahu, masyarakat kita ini bandel dan baru bisa nurut jika diberi hukuman seperti itu. Akan sangat baik kalau penilangan itu diterapkan, supaya ada efek jera di masyarakat,” ujar Yusri.

Palembang Masih Tinggi

Jumlah penambahan kasus positif Covid-19 di Kota Palembang Minggu (19/7), masih cukup tinggi. Dimana ada penambahan 39 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, sehingga total warga yang terkonfirmasi positif mencapai 2.040 orang.

Sedangkan untuk jumlah yang warga yang sembuh hanya bertambah 3  orang.  Plt Kepala Dinas Kesehatan, dr Fauziah melalui juru bicara mengungkapkan, penambahan kasus positif di Palembang masih terus ada. Selain karena banyaknya warga yang melakukan pemeriksaan swab, banyaknya warga yang mulai tidak patuh pada protokol kesehatan juga mempengaruhi.

“Memang ada peningkatan jumlah pasien positif. Namun, semuanya sudah mendapat perawatan intensif,”katanya. Hingga saat ini, Kecamatan Ilir Barat I masih menjadi kecamatan terbanyak yang warganya terpapar covid-19, dengan jumlah 214 orang. Kemudian Kecamatan  Kemuning 179 orang dan Kecamatan Ilir Timur  178 orang.

Dengan telah tersebarnya Covid-19 di 18 kecamatan, Pemkot Palembang meminta warga untuk terus menjaga kesehatan dan menerapkan sosial distancing. Pihaknya juga mengimbau warga untuk tetap memakai masker. Karena penggunaan masker merupakan upaya pencegahan penularan virus.

Dikatakan juga mengatakan, masyarakat diharapkan tidak perlu panik dan mengucilkan pasien positif Covid-19. Selama tetap menerapkan social distancing serta menjaga pola hidup sehat dan rutin cuci tangan pakai sabun di alir mengalir.

“Diharapkan masyarakat untuk menjaga diri dan keluarga dari penularan dengan mengurangi aktifitas di luar rumah yang tidak mendesak dan selalu memakai masker jika aktifitas keluar rumah,” katanya.

Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang, Drs Ratu Dewa menyebut bila pertambahan kasus di Kota Palembang bersifat fluktuatif. Apalagi juga tak terlepas dari masifnya upaya Pemkot Palembang bersama gugus tugas dalam hal ini Dinas Kesehatan untuk tracing warga yang terpapar Covid-19.

“Tracking ini secara jujur kita lakukan, makanya terjadi peningkatan status. Tinggal bagaimana memperketat terhadap penegakkan disiplin protokol kesehatan terutama di pasar dan pelayanan publik. Untuk ini kita akan bersama TNI, Polri dan Satpol PP,” jelasnya.

Ia membantah jika pengawasan Pemkot Palembang terkesan kendor. Karena menurutnya, gugus tugas memperkuat personil yang untuk ditempatkan sesuai Klaster penyebaran Covid-19, seperti di Pasar ataupun di pusat perbelanjaan. ” Di pasar/ toko itu ada pembagiannya serta jam pembagiannya, tapi memang luput dari pantauan. Sebenarnya mereka (petugas) sudah door to door mengingatkan,” tegasnya.

Ia mengatakan jika dalam kondisi ini bisa saja muncul Klaster baru, apabila masyarakat tidak jujur menyampaikan kondisi kepada puskesmas setempat. “Ini kan melalui tracing. Puskesmas akan memonitor sampai tingkat lapangan yang ada. Makanya perlu kejujuran masyarakat, sehingga puskesmas pun tau apa yang harus mereka lakukan,” tukasnya.

Terkesan Tutup Mata

Penyebaran wabah Covid-19 (corona) kian hari di Sumsel makin bertambah. Kondisi ini tak lepas dari ketidakperdulian warga terhadap bahayanya virus dari Wuhan Cina tersebut.

Kemungkinan penyebabnya karena protokol kesehatan sudah tidak lagi dipatuhi warga seolah menutup mata menghadapi pandemi ini.  Sulaiman, salah seorang warga Kota Palembang mengatakan, saat ini seluruh tempat hiburan, pasar modern sudah bebas buka begitu juga dengan perkantoran yang sudah mulai aktif bekerja.

“Suasana tersebut tentu menimbulkan keramaian lagi dan membuat kita sudah mulai mengabaikan atau mungkin lupa dengan aturan protokol kesehatan. Kita sudah tidak lagi perduli akan kondisi kesehatan karena terlena akan suasana yang serba normal saat ini,” tuturnya.

Firdaus, warga Kota Palembang lainnya  berpendapat, jika warga sudah bosan akan kondisi ini. Warga diminta untuk patuhi protokol kesehatan sementara  menurut warga pemerintah sudah tidak begitu lagi memantau akan hal ini.

“Mereka hanya melakukan pemeriksaan pemulihan jika ada pasien, kita diberikan kebebasan beraktifitas di liuar rumah. Seakan-akan sudah diberikan perangkap bagi warga yang imunnya kuat akan bertahan namun akan punah jika fisiknya lemah,” ujarnya.

Begitu juga yang dikatakan  Rosa. Menurut ibu rumah tangga ini jika pandemic ini  sudah memasuki fase kebosanan dan ketidakperdulian. “Kita sudah bosan, sekarang sudah beranggapan jika soal informasi apakah itu hoax, karena jika melihat sikap dari pemerintah maupun warga seakan-akan semua biasa saja.

Sementara data kasus perkembangan covid terus meningkat, namun dengan sikap pemerintah yang seolah-olah  diam saja tentu kita jadi bingung. Padahal saat ini tetap perlu taat protokol kesehatan dan sanski tegas,” ucapnya.

NO COMMENTS

POST A COMMENT