Asrama Haji Donohudan Boyolali Jadi Tempat Karantina Darurat COVID-19

Asrama Haji Donohudan, disiapkan untuk merawat pasien Corona atau COVID-19, khususnya pasien tanpa gejala. Petugas medis

Asrama Haji Donohudan, disiapkan untuk merawat pasien Corona atau COVID-19, khususnya pasien tanpa gejala. Petugas medis pun sudah berada di asrama haji yang berlokasi di Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali itu.

“Pada dasarnya kesiapan kami sudah siap, bahkan mulai kemarin kami sudah siap. Tim medis sudah siap. Kami tim medis persiapkan 24 jam,” ujar Penanggung jawab untuk Isolasi Orang Tanpa Gejala (OTG) wilayah Solo Raya, dr Sigit Armunanto, di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Senin (7/12/2020).

Tim medis yang berjaga di Asrama Haji Donohudan, jelas Sigit, dari berbagai komponen Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Yaitu dari Balai Layanan Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) wilayah Klaten, RSJ Solo, RSJ Klaten dan RSUD Dr Moewardi Solo.

“Jadi kami bergantian tim medisnya secara 24 jam siap untuk melayani para OTG yang ada di sini,” kata Sigit.

Dikemukakan, tim medis yang bertugas di asrama haji setiap harinya terdiri satu orang dokter, dua perawat dan satu orang pengemudi mobil ambulans. Pengemudi ini untuk mengantisipasi hal-hal tertentu jika ada pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit.

Menurut dia, pihak tim medis sudah berjaga di Asrama Haji Donohudan sejak Minggu (6/12/2020) kemarin. Namun, hingga sing hari ini belum ada pasien Corona yang masuk.

“Kalau mulai menerima sejak kemarin kita sudah siap menerima. (Tapi) Belum ada yang datang. Tenaga medis siap, ruangan siap, infrastruktur dan pelayanannya sudah kita siapkan. Semua pasian OTG dari wilayah se-eks Karisidenan Surakarta bisa dikarantina di sini,” imbuh Sigit.

Pasien yang masuk ke Asrama Haji Donohudan, terang dia, syaratnya harus kiriman dan merupakan pasien yang direkomendasikan oleh Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten/Kota. Jadi pasien harus membawa surat rekomendasi itu dan KTP.

Untuk perawatannya, kata Sigit, karena pada dasarnya merupakan pasien OTG, maka pihaknya akan membangun imunitas pasien tersebut. Selain itu juga mengajak mereka rutin berolahraga.

“Setiap hari kita harus siap mengecek mereka kondisi fisiknya. Apakah ada keluhan, ada klinis yang baru. Kalau ada klinis yang baru, ya kita rujuk,” sambungnya.

Nantinya juga akan ada petugas dari Laboratorium Kesehatan Dinkes Jateng yang akan melakukan pemeriksaan PCR terhadap para pasien. Pemeriksaan itu dilakukan setelah pasien berada di asrama haji antara 3 sampai 5 hari.

“Apakah sudah negatif atau belum. Harapannya sih segera saja negatif, sehingga cepat pulang dan rakyat kita sehat,” pungkas dia.

NO COMMENTS

POST A COMMENT